Need help for Individual or Corporate TAX ? Please contact 0815-8222454, LENA

Wednesday, September 26, 2012

Legenda Dosen Setia Pemberi Nilai A



           Di kampus ada dosen laki-laki yang selalu memberikan nilai A kepada setiap mahasiswanya. Kalaupun ada yang dapet A-, itu pasti karena itu anak tidak ikut salah satu ujian uas atau uts. Dosen ini nampaknya sudah lewat 40th tapi belum sampai 50th, tinggi, beruban, agak gemuk, boleh dibilang wajahnya mirip orang Pakistan. Sebetulnya aura si dosen ini galak, mengingat pembawaannya yang bongsor dan intonasi suaranya mirip komandan perang tapi itu semua hanya casing luar. Sebut saja nama dosen ini ialah Mr. Mos. Setiap semester, kelas yang diajarin dosen ini pasti penuh bahkan waiting list, mengingat adanya jaminan bright future di cetakan transkrip nilai. Masalah terjadi ketika mahasiswa menghadapi hari pertama tatap muka di kelas, bagi mahasiswa yang berani duduk paling depan, kemungkinan dia baru pertama kali mengikuti kelas si dosen. Pasalnya, selain hobi makan martabak kubang di margonda, Mr.Mos juga hobi menjadikan mahasiswa barisan depan sebagai contoh kasus dalam kuliah. Kasusnya bukan kasus serius, tapi kasus sangat serius karena berkaitan dengan urat malu si korban. Kasus yang dipaparkan cenderung masalah nasional. Untuk urusan nasionalisme, Mr. Mos pantas diacungin jempol. Karena apa? Karena ringtone handphonenya adalah reff lagu ‘Indonesia Raya’.
            Mr. Mos termasuk angin-anginan untuk urusan ujian. Menurut cerita anak jurusan lain, Mr. Mos  selalu memberikan ujian writing-test di kelas tetapi entah kenapa, di kelas jurusan saya, do’i selalu ngasih ujian takehomepaper. Mungkin saya beruntung, tapi ujian gak ujian sama-sama bahagia di akhir semester kok! Minggu lalu ada temen yang kebetulan sama-sama lagi ada di kosan, (bedanya, kalau saya di kosan karna pengangguran, tapi klo do’i karna lagi jomblo…#ehh). Dia pernah ikut kelas Mr. Mos dan hari itu adalah hari ujian akhir semester. Ujian jam 9 tapi Mr. Mos  tak kunjung datang sampai akhirnya jam 11 ketua kelas nelpon dia.

Kt.Kelas    : “ Halo Pak, hari ini kita jadi ujian gak, Pak?

Monday, September 24, 2012

’30 Menit Berharga’ After Tes IBM Apprenticeship 2nd Generation



     Seperti janji di post sebelumnya, saya akan share tentang momen berharga selama 30 menit setelah tes IBM di PSJ UI kemarin (11/9). Hal yang menarik di sini, yang dimaksud momen beharga itu bukan saat tes berlangsung melainkan setelah tes usai. Setelah tes selesai kami tidak langsung bubar namun diberikan semacam advice untuk para peserta tes. Saya tidak ingat nama narsumnya tapi kalau tidak salah dia itu orang dari divisi hrd nya IBM Indonesia (please correct me if i'm wrong). Beliau menyampaikan berbagai hal yang berkaitan dengan passion dan kegagalan. Intinya, beliau memotivasi peserta untuk tidak putus asa bilamana kami tidak lolos dalam seleksi tes IBM tersebut. Ia memutar beberapa video yang menggambarkan darimana datangnya kegagalan, ada dua video yang sangat menggalaukan pikiran, yaitu 10 tokoh sukses dunia beserta kegagalannya dan sepenggal cuplikan film kisah nyata ‘Pursuit of Happiness’ nya Om Will Smith; (dua video ini sumbernya sama-sama dari youtube, silahkan di cari,J). Tokoh dari video pertama yang paling saya ingat adalah Lionel Messi yang waktu kecil pernah ditolak masuk klub bola junior karena dianggap badannya terlalu pendek untuk menjadi pemain sepak bola dan sepertinya mustahil untuk jadi atlet bola. Sedangkan dari cuplikan Pursuit of Happiness, digambarkan Will Smith sedang menasihati anaknya supaya jangan membiarkan orang lain mengatakan bahwa kamu tidak berguna dan tidak bisa apa-apa, karena orang lain hanya ingin melihat seseorang itu gagal.
Kisah ini menyadarkan, ketika ingin mencapai tujuan, seseorang justru lebih sering mendengar komentar orang lain daripada mendengar keinginannya sendiri. Sedikit-sedikit langsung down dan gak pede ketika ada orang yang komen kalau kita gak bisa ‘begini’ dan ‘begitu’. Padahal orang yang ngatain kita ‘gak bisa’ belum tentu punya ilmu untuk bilang bahwa kita memang ‘gak bisa’. Saya setuju dengan apa yang Will Smith katakan ke anaknya bahwa banyak orang lain hanya ingin melihat kita gagal, mereka cuma bisa komentar dan komentar sampai kita betul-betul menyerah dengan cita-cita kita karena mereka memang tidak punya passion yang sama dengan kita; (dan dari sini saya belajar untuk berhati-hati dalam mengkomentari proses pencapaian orang lain karena efeknya psikologis pendapat orang lain ternyata memang benar ada). Jadi, ketika ada teman yang sedang mengejar cita-citanya, sebaiknya selalu berikan motivasi positif dan lebih baik diam kalau takut nanti jadi sirik (#ehem) dan kalaupun teman kita ternyata gagal, please…jangan keluarkan bercandaan yang sifatnya menyinggung, (meskipun itu teman akrab kita) karena kita tidak pernah tahu betapa berusahanya dia untuk berhasil tanpa sedikitpun minta tenaga kita. Saya pernah gagal lalu teman saya mengeluarkan statement tidak enak, dia bilang bahwa statementnya realistis karena berkaitan dengan result yang tidak berimbang. Bagi saya, realistis dan sok tahu itu beda tipis, jadi saya harap teman-teman pembaca senantiasa menyeleksi suara-suara negatif yang seakan meyakinkan kalau kamu akan gagal selamanya.Kegagalan atau jatuh, bukan patokan kita untuk berhenti berusaha tetapi sebagai energi untuk bangkit kembali mengejar tujuan awal. Banyak orang yang karena gagal, enggan untuk mencoba lagi dan menutup harapannya lalu banting setir mengejar sesuatu yang lebih mudah dicapai padahal tidak sesuai passionnya. Seberapa banyak sih orang yang passionnya ingin jadi penyanyi tapi tidak melanjutkan seleksi rekaman lalu terpaksa kerja kantoran? Atau seberapa banyak direktur di perusahaan ternama ketika ditanya apa passion dan tujuan hidupnya, dia mampu jawab lebih dari 5 kata?

Tuesday, September 18, 2012

'Secarik Alinea' dari IBM Apprenticeship Program 2nd Generation

Selasa (11/09), akhirnya hari yang dinanti-nanti datang yaitu IBM Test for Apprenticeship Program 2nd Generation. Ini program apa sih? Oke, saya berikan sedikit gambaran ya. Sesuai judulnya, program ini ialah program magang yang kedua kalinya diselenggarakan oleh perusahaan IBM yang diperuntukkan untuk mahasiswa semester VIII ataupun freshgraduates dan ANY MAJOR. Sebelumnya para calon peserta diharuskan meregistrasikan diri terlebih dahulu di website program tersebut. Pihak IBM akan men-screen calon peserta yang akan diundang untuk tes tertulis dan interview (proses interview dilakukan apabila lolos tes tertulis). Tes tertulis dan interview diadakan di dua tempat yaitu ITB dan PSJ UI. Sebenarnya sebelum tes tertulis, pihak IBM mengadakan semacam talk session di pagi hari (di hari yang sama dengan tes tertulis), boleh dibilang semacam presentasi yang memberikan penjelasan mengenai program tersebut serta gambaran mengenai perusahaan IBM. Sayangnya, saya tidak datang karena ada urusan lain (loh, padahal kan masih pengangguran!sok ada urusan, hihi), saya datang di sorenya, 15 menit sebelum tes dimulai. Seperti apa ujiannya? Silahkan coba sendiri tahun depan! Siapa tahu ada yang 3rd generation.  
           Ujiannya mungkin tidak terlalu berbeda dengan ujian masuk IBM internasional, semacam tes IPAT + antek-anteknya dan essay test. Yang pasti ujian ini jangan disamakan dengan tes psikotest ala odp bank ya, sangat berbeda jauh baik dari jenis soal maupun tingkat kesulitan. Peserta diperbolehkan mempergunakan kalkulator (bukan scientific) dan mencorat-coret soal (bukan mencoret-coret perasaan ya,eiaa). Selain mempersiapkan kalkulator, peserta juga membutuhkan kecepatan dan ketenangan level dewa. (Ketenangan yang dimaksud bukan ketenangan kalo papasan sama gebetan ya, eiaa). Semua soal in english, baik question maupun answer. Karena sebelum tes dimulai peserta harus menandatangani perjanjian tidak akan membocorkan soal jadi saya tidak diperbolehkan untuk mem-BONGKAR (mohon dibaca dengan intonasi ala iklan Top Coffee!).