Seperti janji di post sebelumnya, saya akan share tentang momen berharga selama 30 menit setelah tes IBM di PSJ UI kemarin (11/9).
Hal yang menarik di sini, yang dimaksud momen beharga itu bukan saat tes
berlangsung melainkan setelah tes usai. Setelah tes selesai kami tidak langsung
bubar namun diberikan semacam advice
untuk para peserta tes. Saya tidak ingat nama narsumnya tapi kalau tidak salah
dia itu orang dari divisi hrd nya IBM Indonesia (please correct me if i'm wrong). Beliau menyampaikan berbagai
hal yang berkaitan dengan passion dan
kegagalan. Intinya, beliau memotivasi peserta untuk tidak putus asa bilamana
kami tidak lolos dalam seleksi tes IBM tersebut. Ia memutar beberapa video yang
menggambarkan darimana datangnya kegagalan, ada dua video yang sangat
menggalaukan pikiran, yaitu 10 tokoh sukses dunia beserta kegagalannya dan sepenggal
cuplikan film kisah nyata ‘Pursuit of Happiness’ nya Om Will Smith; (dua video
ini sumbernya sama-sama dari youtube, silahkan di cari,J). Tokoh dari video
pertama yang paling saya ingat adalah Lionel Messi yang waktu kecil pernah
ditolak masuk klub bola junior karena dianggap badannya terlalu pendek untuk
menjadi pemain sepak bola dan sepertinya mustahil untuk jadi atlet bola. Sedangkan
dari cuplikan Pursuit of Happiness, digambarkan Will Smith sedang menasihati
anaknya supaya jangan membiarkan orang lain mengatakan bahwa kamu tidak berguna
dan tidak bisa apa-apa, karena orang lain hanya ingin melihat seseorang itu gagal.
Kisah ini
menyadarkan, ketika ingin mencapai tujuan, seseorang justru lebih sering
mendengar komentar orang lain daripada mendengar keinginannya sendiri.
Sedikit-sedikit langsung down dan gak
pede ketika ada orang yang komen kalau kita gak bisa ‘begini’ dan ‘begitu’.
Padahal orang yang ngatain kita ‘gak bisa’ belum tentu punya ilmu untuk bilang
bahwa kita memang ‘gak bisa’. Saya setuju dengan apa yang Will Smith katakan ke
anaknya bahwa banyak orang lain hanya ingin melihat kita gagal, mereka cuma
bisa komentar dan komentar sampai kita betul-betul menyerah dengan cita-cita
kita karena mereka memang tidak punya passion
yang sama dengan kita; (dan dari sini saya belajar untuk berhati-hati dalam
mengkomentari proses pencapaian orang lain karena efeknya psikologis pendapat
orang lain ternyata memang benar ada). Jadi, ketika ada teman yang sedang
mengejar cita-citanya, sebaiknya selalu berikan motivasi positif dan lebih baik
diam kalau takut nanti jadi sirik (#ehem) dan kalaupun teman kita ternyata
gagal, please…jangan keluarkan bercandaan yang sifatnya menyinggung, (meskipun
itu teman akrab kita) karena kita tidak pernah tahu betapa berusahanya dia
untuk berhasil tanpa sedikitpun minta tenaga kita. Saya pernah gagal lalu teman
saya mengeluarkan statement tidak enak, dia bilang bahwa statementnya realistis
karena berkaitan dengan result yang tidak berimbang. Bagi saya, realistis dan
sok tahu itu beda tipis, jadi saya harap teman-teman pembaca senantiasa menyeleksi
suara-suara negatif yang seakan meyakinkan kalau kamu akan gagal selamanya.Kegagalan atau
jatuh, bukan patokan kita untuk berhenti berusaha tetapi sebagai energi untuk bangkit
kembali mengejar tujuan awal. Banyak orang yang karena gagal, enggan untuk
mencoba lagi dan menutup harapannya lalu banting setir mengejar sesuatu yang
lebih mudah dicapai padahal tidak sesuai passionnya.
Seberapa banyak sih orang yang passionnya
ingin jadi penyanyi tapi tidak melanjutkan seleksi rekaman lalu terpaksa kerja
kantoran? Atau seberapa banyak direktur di perusahaan ternama ketika ditanya apa
passion dan tujuan hidupnya, dia mampu
jawab lebih dari 5 kata?