Need help for Individual or Corporate TAX ? Please contact 0815-8222454, LENA

Monday, September 24, 2012

’30 Menit Berharga’ After Tes IBM Apprenticeship 2nd Generation



     Seperti janji di post sebelumnya, saya akan share tentang momen berharga selama 30 menit setelah tes IBM di PSJ UI kemarin (11/9). Hal yang menarik di sini, yang dimaksud momen beharga itu bukan saat tes berlangsung melainkan setelah tes usai. Setelah tes selesai kami tidak langsung bubar namun diberikan semacam advice untuk para peserta tes. Saya tidak ingat nama narsumnya tapi kalau tidak salah dia itu orang dari divisi hrd nya IBM Indonesia (please correct me if i'm wrong). Beliau menyampaikan berbagai hal yang berkaitan dengan passion dan kegagalan. Intinya, beliau memotivasi peserta untuk tidak putus asa bilamana kami tidak lolos dalam seleksi tes IBM tersebut. Ia memutar beberapa video yang menggambarkan darimana datangnya kegagalan, ada dua video yang sangat menggalaukan pikiran, yaitu 10 tokoh sukses dunia beserta kegagalannya dan sepenggal cuplikan film kisah nyata ‘Pursuit of Happiness’ nya Om Will Smith; (dua video ini sumbernya sama-sama dari youtube, silahkan di cari,J). Tokoh dari video pertama yang paling saya ingat adalah Lionel Messi yang waktu kecil pernah ditolak masuk klub bola junior karena dianggap badannya terlalu pendek untuk menjadi pemain sepak bola dan sepertinya mustahil untuk jadi atlet bola. Sedangkan dari cuplikan Pursuit of Happiness, digambarkan Will Smith sedang menasihati anaknya supaya jangan membiarkan orang lain mengatakan bahwa kamu tidak berguna dan tidak bisa apa-apa, karena orang lain hanya ingin melihat seseorang itu gagal.
Kisah ini menyadarkan, ketika ingin mencapai tujuan, seseorang justru lebih sering mendengar komentar orang lain daripada mendengar keinginannya sendiri. Sedikit-sedikit langsung down dan gak pede ketika ada orang yang komen kalau kita gak bisa ‘begini’ dan ‘begitu’. Padahal orang yang ngatain kita ‘gak bisa’ belum tentu punya ilmu untuk bilang bahwa kita memang ‘gak bisa’. Saya setuju dengan apa yang Will Smith katakan ke anaknya bahwa banyak orang lain hanya ingin melihat kita gagal, mereka cuma bisa komentar dan komentar sampai kita betul-betul menyerah dengan cita-cita kita karena mereka memang tidak punya passion yang sama dengan kita; (dan dari sini saya belajar untuk berhati-hati dalam mengkomentari proses pencapaian orang lain karena efeknya psikologis pendapat orang lain ternyata memang benar ada). Jadi, ketika ada teman yang sedang mengejar cita-citanya, sebaiknya selalu berikan motivasi positif dan lebih baik diam kalau takut nanti jadi sirik (#ehem) dan kalaupun teman kita ternyata gagal, please…jangan keluarkan bercandaan yang sifatnya menyinggung, (meskipun itu teman akrab kita) karena kita tidak pernah tahu betapa berusahanya dia untuk berhasil tanpa sedikitpun minta tenaga kita. Saya pernah gagal lalu teman saya mengeluarkan statement tidak enak, dia bilang bahwa statementnya realistis karena berkaitan dengan result yang tidak berimbang. Bagi saya, realistis dan sok tahu itu beda tipis, jadi saya harap teman-teman pembaca senantiasa menyeleksi suara-suara negatif yang seakan meyakinkan kalau kamu akan gagal selamanya.Kegagalan atau jatuh, bukan patokan kita untuk berhenti berusaha tetapi sebagai energi untuk bangkit kembali mengejar tujuan awal. Banyak orang yang karena gagal, enggan untuk mencoba lagi dan menutup harapannya lalu banting setir mengejar sesuatu yang lebih mudah dicapai padahal tidak sesuai passionnya. Seberapa banyak sih orang yang passionnya ingin jadi penyanyi tapi tidak melanjutkan seleksi rekaman lalu terpaksa kerja kantoran? Atau seberapa banyak direktur di perusahaan ternama ketika ditanya apa passion dan tujuan hidupnya, dia mampu jawab lebih dari 5 kata?