Sesuai
judul tulisan, kisah berikut ini mengajari saya untuk belajar disiplin soal
waktu pada setiap rekrutmen yaitu datang on time. Berawal dari Agustus 2012,
resepsionis BCA menghubungi saya untuk psikotest keesokan harinya. Bayangkan
saja saat itu saya masih tinggal di sekitar Depok sedangkan lokasi tes nya di
Slipi, disuruh dateng jam 8 pagi dan baru dikasih tau jam 5 sore, H-1, (karena
saat itu saya masih anak baru lulus, jadi euphoria nya gede makanya mau-mau aja
diatur-atur seenaknya sama undangan semena-mena macem itu,haha. Kalo
kejadiannya sekarang, saya pasti gak bakal dateng,haha).
Saya
dateng on time jam 8 tapi BCA nya tidak on time, tes baru mulai jam 8.30
(gelagat umum HRD Jakarta). Psikotest standar banget, itu psikotest pertama
saya yang sifatnya untuk rekrutmen, jika dibandingkan psikotest perusahaan
lain, psikotest BCA ini tergolong standar (padahal malemnya saya gak tidur
loohh). Untuk psikotest bersifat standar tsb komponennya apa saja, silahkan di
google sendiri, yang pasti ada Pauli Test. Sekitar jam 12 siang pengumuman
keluar, saya lolos (yang lolos ada sekitar 30 orang dari 100 orang sebelumnya).
Tes berikutnya dilanjutkan jam 2 siang.
Kandidat yang lolos semuanya dapet makan siang nasi kotak (HORE!). Menurut saya
BCA termasuk modal dalam perekrutan karena makan siangnya isinya gak murahan
(ehehehe). Sambil menunggu tes berikutnya saya ngobrol dengan kandidat lain,
mayoritas dari mereka ialah mahasiswi negeri luar Jakarta dan kalaupun bukan
kampus negeri, mereka lulusan dari kampus swasta mahal di JakBar (sebut sendiri
deh,,semua jumplek dari situ yang non-negeri). Saya acungi jempol kebijakan BCA
untuk mempersilahkan segala jurusan mengikuti proses rekrutmen BDP ini. Para kandidat
yang saya kenal waktu itu nyaris tidak ada yang berasal dari Fakultas Ekonomi.