"haters don't really hate you
they hate themselves because you're a reflection of what they wish to be." (TheSingleWoman)
Sepekan terakhir berita bullying sedang marak. Agak heran sih, kenapa kok hits nya baru sekarang padahal aksi model ini sudah ada dari jaman enyak-babe. Jawabannya, kebetulan si tersangka lagi ketimpa sial karena keluarga korban termasuk pihak yang berani melaporkan kasus yang umumnya dianggap sepele ini ke polisi. Yap, digarisbawahi ya 'umumnya dianggap sepele' baik oleh para siswa maupun ibu bapak-guru yang selalu menasihatkan murid untuk berbuat baik kepada sesama. (Helloo?! -_-.). Lucunya, diberitakan kalau KPAI keberatan dengan penahan 7 orang tersangka pelaku bullying ini. (Huh, I can smell bunch of money here).
Setelah cukup lama memakan asam garam kehidupan dunia pendidikan (jiahh), saya melihat tindak bullying salah satu satunya dipicu oleh budaya senioritas (ada juga sih faktor lainnya, tapi di indonesia yang paling ng-tren ya faktor yang satu ini. kalau di jepang lebih aneh-aneh lagi bahkan sampai penyebab yang tidak rasionalpun juga ada, silahkan gugling 'ijime'). Kenapa sih, senioritas bisa ada? Darimana sih datangnya senioritas? Sejak kapan senioritas ada? Dan kenapa bisa bertahan lama hingga membudaya? Baiklah, saya pribadi juga bertanya-tanya tentang ini, (gak nolong banget ya, hehe). Jika diijinkan untuk langsung menjawab, simpel sih jawabannya (tapi nyebelin), yaitu karena semua orang pernah merasakan kenikmatan menjadi senior. Mungkin bagi yang tidak merasa menikmati, bukannya tidak mau mengaku tetapi hanya tidak sadar (jangan marah ya, hehe).