"Jika Anda short-listed maka kami akan menghubungi Anda kembali dan jika Anda tidak dihubungi oleh kami itu artinya Anda tidak short-listed. Terima kasih untuk waktunya. Good Luck"
Pernah menerima telepon hrd untuk datang interview jam 9 besok pagi. Ya besok pagi. Ini kebiasaan semua hrd: menelpon H-1 (ada sih yang enggak, tapi itu bisa dihitung pake jari). Mungkin sekedar menguji sejauh mana kebutuhan kandidat akan lowongan mereka atau cuma sekedar ingin tahu apakah kandidat sedang ber-kutu loncat tapi masih berstatus karyawan aktif di company lain. Lokasi interview yang jauh dan persiapan yang mepet, seakan-akan hrd lagi pengen ketemu pelamar yang dalam keadaan yang tidak siap. Sebenarnya muak juga mau memenuhi panggilan ini-itu apalagi kalau follow-up nya tidak jelas dan interviewernya lebih banyak nge-bullshit. Ada temen saya yang bilang itu cuma ngabisin ongkos buat tiket kereta, ngabisin deterjen buat cucian, ngabisin pasfoto, ngabisin tenaga dan ujung-ujungnya ngabisin air mata (eiaaa...kalau yg terakhir sih itu kalo ngelamar pacar ya..hehe).
Tidak jarang HRD yang ngebullshit bukan cuma saat interview, tapi juga saat menepati jam interview yang sebelumnya sudah disepakati dengan kandidat di telepon. Sebulan lalu teman saya menerima telepon dari hrd grup media besar di sarinah yang saya yakin se-indonesia pasti tahu kalau saya sebutin 2 huruf pertamanya, MR* Group. Ini grup yang megang lisensi baza*r magazine dan c*smopolitan magz di indo. Teman saya datang jam 9 dan dia orang yang pertama datang, (catet ya: 'yang pertama datang'). Sebelum interview, salah satu staf hrd nya memberikan form yg harus diisi, kira-kira ada 20 lembar. Menurut saya ini sih terlalu berlebihan, rata-rata 3-5 lembar saja sudah cukup, dan kalau memang harus diisi segitu banyak kenapa tidak di email saja ke kandidat terus di-print dan dibawa besokannya. Masa company sebesar itu gak paham sih arti efisiensi?! Entahlah mungkin departemen hrd nya yang memang terlalu bodoh, (dan semakin terbukti di akhir cerita ini). Sudah 2 jam lebih teman saya menunggu, nama dia tidak dipanggil-panggil. Justru yang dipanggil duluan adalah perempuan yang baru datang setelah dia. Ada perempuan lain yang juga melamar untuk posisi yang sama dan sudah diinterview duluan dan langsung ke tahap berikutnya yaitu psikotest. Tapi apa yang terjadi dengan teman saya?