Need help for Individual or Corporate TAX ? Please contact 0815-8222454, LENA

Wednesday, August 1, 2012

Fresh Graduates Jangan Mau Digaji Selamanya!!


Caca   : Lip,lo kan anak sastra Jerman, bahasa Jerman lo bagus gak?
Lilip     : Kagak !
Caca   : Lo ntar cari kerja yang berhubungan sama Jerman gak?
Lilip     : Kagak !
Caca    : Lah, trus kalo lulus kerja apaan donk???
Lilip      : GW GA MAU KERJA. GW MAU BERWIRAUSAHA! LULUS S1 MESTINYA BERPIKIR KE ARAH BISNIS ! BUKAN JADI BAWAHAN YG DIGAJI !
Caca    : ?!! ( Langsung buru-buru ngumpetin CV yg baru di print..)

Memang sih jawaban si Lilip ini agak nyolot tetapi pikiran seperti dia itulah yang justru membuat saya ingin meng-cancel menghadiri interview apapun. Dulu sewaktu saya masih ada di semester muda seperti si Lilip, saya berada di situasi yang sama. Dibanding teman-teman saya yang lain, saya termasuk yang kurang mahir dalam skill utama yang mestinya wajib dimiliki oleh anak jurusan saya. Dalam perkompetisian tenaga kerja, jelas hal ini menyulitkan karena company pasti lebih prefer lulusan yang memang punya skill sesuai dengan background study nya. Gak mungkin kan, untuk lowongan Staff Legal di firma hukum, yang dipilih justru anak Sastra Jepang?! Kecuali kalau yang punya perusahaan emang bapaknya, atau pacarnya,,haha. Atau contoh lain, tidak mungkin ada perusahaan yang buka lowongan untuk Staff Penerjemah Bahasa Jepang lalu menerima lulusan Sastra Jepang yang skill bahasa Jepang nya masih butuh pertolongan google translate!! Nah lo? (I can see somebody are laughing now,,).
Memang sih, ada juga perusahaan yang menerima semua jurusan untuk satu posisi, umumnya untuk posisi management trainee (mt) yang terkenal proses perekrutannya memakan waktu lama hingga 3-sampai 5 bulan kemudian baru diconfirm kalau kandidat diterima (tapi emang sih gajinya gede,hehe). Masalahnya fresh-graduates juga butuh makan, ongkos interview dan duit buat ng-print cv, sehingga konyol kalau rela berlama-lama nganggur dan berharap sama pending application yang follow-up timing nya seenak jidat HRD bisa kapan saja! Ibaratnya, fresh-graduates karena dikira belum tahu apa-apa ya seenaknya saja cv-nya dipermainkan, toh wacana siapa yang 'dibutuhkan' dan 'membutuhkan' sudah jelas. Saya tidak heran makanya ada orang jadi males digantung recruiter sehingga memilih untuk gantung diri, eh salah, maksud saya, memilih untuk berwirausaha.
Dulu pernah pengalaman kerja di kedai kopi terkenal dan punya dua atasan yang berkarakter nge-bossy banget padahal gaji yang mereka kasih gak ada setengahnya dari uang semesteran kuliah yang bakal didenda kalau telat bayar (yeah, though its a state university but that kind of policy does exist, huh! ). Meskipun pekerjaan di sana bukan profesi tingkat dewa tetapi pressure dan tuntutan kerja yang dirasakan sangat keterlaluan khususnya dari atasan. Pokoknya saat itu saya sadar betapa gak enak punya atasan dan gak enak jadi bawahan. Mungkin beberapa teman bilang kalau saat itu saya memang lagi sial kedapetan atasan yang macan tapi saya terlanjur trauma. Lucunya, dalam requirements lowongan kerja sering sekali saya temukan ada dicantumkan "can work under pressure/willing to work with minimum supervision/can work with tight dealine,dll" (kalau kalimat yang terakhir sih, saya yakin anak kuliahan pasti jago-nya ya,haha). Melihat fakta demikian saya baru mengerti kenapa banyak karyawan yang resign dari kantornya meskipun digaji besar dan berhenti jadi orang kantoran selamanya lalu membangun wirausaha ataupun bekerja di rumah.

Kembali ke percakapan di awal, si Lilip ini bilang kalau ide bisnis bisa muncul kapan saja karena yang dibutuhkan dari berwirausaha adalah keberanian bukan soal modal. Untuk soal modal, saya pikir mahasiswa pasti jagoan lah ya, update info sana-sini atau kroscek ke mbah gugel, hehe.  Lilip ini termasuk mahasiswa yang hobi traveling dan santai kalau ngerjain paper; minggu lalu dia baru pulang dari Jepang lalu cerita kalau di sana kopi Toraja peminatnya banyak walaupun mahal dan sangat mungkin untuk dijadikan ide bisnis bagi dia setelah lulus. Wow, ini anak lebih muda dan lebih lugu dari saya tapi oke juga pemikiranya. Ternyata memang benar kata orang, kalau hobi traveling itu dapat mendorong orang untuk berpikir kreatif. Ya contohnya si Lilip ini, baru datang ke satu tempat dia bisa mendapatkan satu inspirasi bisnis. Jadi gak ada tuh yang namanya punya atasan dan presure-presure-an dari lingkungan kerja yang sikut-sikutan karena owner dari berwirausaha ya kita sendiri. Sepertinya saya memang harus tutup windows jobsdb dan jobstreet, reject interview invitation yang ujungnya tak pasti, matiin laptop dan segera keluar kamar untuk backpacking. Ada yang mau ikut?

2 comments:

  1. Really admires your writings. such good stuff shouldn't go unnoticed by people. Good job! :-)

    ReplyDelete
  2. terimakasih sudah berkunjung :)

    ReplyDelete