(part 1)
Kira-kira 3 hari kemudian Mas Cucok Bo nelpon buat nyuruh tes TOEIC (jadi saya ambil kesimpulan kalau interview user kemarin lolos). TOEIC nya gratis dibayarin sama BOT lokasinya di ITC Plaza Sentral. Di sana yang ikut tes dari BOT Cuma 3 orang, dua laki laki dan saya sendiri perempuan. Tes nya 100 soal listening kira2 45 menit, sisanya 100 soal yang terdiri dari reading dan ngisi kalimat rumpang, durasinya 75 menit. Total 120 menit dan semuanya pilihan ganda. TOEIC terhitung lebih mudah daripada TOEFL karena tujuannya untuk mengukur kemampuan berkomunikasi jadi konteks soalnya seputar aktivitas kantoran dengan bahasa sehari-hari. Score TOEIC keluar hari itu juga secara confidential, jadi kandidat tidak diberitahukan hasilnya namun score hanya diketahui internal pihak BOT saja. BOT sendiri membuat standar TOEIC min.750 dari score 990 untuk semua calon karyawannya.
Kira-kira 3 hari kemudian Mas Cucok Bo nelpon buat nyuruh tes TOEIC (jadi saya ambil kesimpulan kalau interview user kemarin lolos). TOEIC nya gratis dibayarin sama BOT lokasinya di ITC Plaza Sentral. Di sana yang ikut tes dari BOT Cuma 3 orang, dua laki laki dan saya sendiri perempuan. Tes nya 100 soal listening kira2 45 menit, sisanya 100 soal yang terdiri dari reading dan ngisi kalimat rumpang, durasinya 75 menit. Total 120 menit dan semuanya pilihan ganda. TOEIC terhitung lebih mudah daripada TOEFL karena tujuannya untuk mengukur kemampuan berkomunikasi jadi konteks soalnya seputar aktivitas kantoran dengan bahasa sehari-hari. Score TOEIC keluar hari itu juga secara confidential, jadi kandidat tidak diberitahukan hasilnya namun score hanya diketahui internal pihak BOT saja. BOT sendiri membuat standar TOEIC min.750 dari score 990 untuk semua calon karyawannya.
Seminggu
tidak dapat kabar, saya pun menelpon ke BOT untuk follow-up hasil TOEIC kemarin
(menyambung telepon ke BOT susahnya minta ampun). Susah payah menelpon, yang mengangkat
ibu-ibu padahal saya nyari Mas Cucok Bo. Ibu itu bilang si Cucok Bo lagi tidak
ditempat untuk sementara, doi sedang signing letter di ruang meeting. Saya pun
menitip pesan untuk Mas Cucok Bo ke ibu itu bahwa saya hanya ingin memfolow up
kelanjutan dari hasil TOEIC. Dua hari kemudian saya mencoba hubungi kembali Mas
Cucok Bo, kali ini saya sangat berharap doi ada di tempat. Alhamdulilah,
tersambung juga dengan doi. Tanpa panjang lebar saya sampaikan maksud saya yang
ingin menayakan kabar status aplikasi terakhir saya dari tes TOEIC kemarin. Ini
jawaban dia: “ Hmmmm (panjang banget hmm nya, udah ketauan ini hasilnya apaan).
Sebenarnya untuk hasil TOEIC kamu oke, tidak ada masalah namun user sudah
memilih kandidat lain untuk posisi tersebut. Saat ini kita bukan meng cut kamu
tapi kita hold dulu. Jadi bilamana ke depan ada posisi yang kosong dan sesuai
dengan penilaian kita terhadap kamu, kita akan proses kembali (kalimat yang
terakhir ini khas basa basi Hrd banget, hampir semua Hrd pasti menyampaikan ini
sebagai kalimat penyambung setelah kalimat penolakan. Untungnya saya gak pernah
percaya janji palsu itu,haha). Sayangnya user sudah memilih kandidat yang lain,
dan kami dari Hrd harus menerima keputusan user karena nantinya kalau kami
paksakan, kedepannya jadi tidak cocok”. Saya sungguh tidak paham dengan maksud
kalimat dia yang terakhir. Berarti peran user paling utama dalam memberikan
keputusan bukan? Jadi dengan kata lain meskipun hasil TOEIC saya lolos tapi
kalau user sudah senang dengan kandidat lain saat interview tanpa ikut TOEIC
pun kandidat yang sudah dikagumi itu pasti lolos-lolos aja kan. Apa iya
sebenarnya saya sudah tidak lolos sejak interview user? Kalau memang saya tidak
lolos di user lantas kenapa BOT rela mengeluarkan uang untuk membayar TOEIC
saya? sedangkan Hrd sebelumnya bilang kalau TOEIC ialah proses jika lolos
interview user. Mungkin kandidat tsb sudah melakukan proses rekrutmen sebelum
saya hingga membuat user terpukau. Namun jika memang demikian, buat apa BOT
masih mencari kandidat lain (saya) sampai berjalan ke tahap 3? Saya bisa ambil
kesimpulan, intinya tes TOEIC di BOT tidak memiliki fungsi dalam proses
rekrutmen. Asalkan ada kandidat yang sudah membuat user terpukau (entah
terpukau karena keunggulan atau memang link dari orang dalem) maka kandidat lain
tidak akan dipertimbangkan. Saya pun mengakhiri perbincangan dengan ‘Oke deh,
terimakasih ya’.
Saya
kesal? Tidak, tidak sama sekali. Hanya saja heran kenapa industry banking yang
reputable ini ganjil dalam proses rekrutmen. Sangat disayangkan waktu kandidat
habis terbuang untuk test TOEIC yang ternyata tidak memiliki nilai guna apapun
untuk pertimbangan rekrutmen (karena ternyata sudah ada orang yang oke bagi
user, mau lolos atau tidak lolos TOEIC). Saya tidak mau berlama-lama larut
dalam spekulasi alasan penolakan tsb . Saya menyesal melupakan prinsip saya
saat masih fresh graduates dulu, yaitu ‘ high effort, less expect’. Sangat
sulit diterapkan, tapi lebih sulit lagi mengobati sakit akibat luka penolakan
atas segala usaha yang penuh pengharapan.
Saran
saya sih kalau lagi proses rekrutmen jangan pernah fokus berusaha (apalagi
NGAREP) pada satu company namun jadilah kadal dengan mengikuti rekrutmen
sebanyak banyaknya (tentunya yang sesuai kualifikasi) karena perusahaan pun
lebih kadal dengan memanggil sebanyak banyaknya kandidat tanpa kita tahu
kebijakan macam apa yang mereka terapkan dalam proses rekrutmen. Sama halnya
dengan pedekate ke gebetan yang tidak harus setia pedekate dengan satu orang. Ketika
satu menolak, kita tidak lantas merasa ada di posisi kalah karena banyak
pertandingan lain yang memberikan kita peluang untuk menang.
Move
forward yo!
Kayaknya kenal siapa mas cucok bo itu siapa...:D
ReplyDeletesiapa tuh sis...hahah
Delete