Need help for Individual or Corporate TAX ? Please contact 0815-8222454, LENA

Monday, May 5, 2014

HRD Tidak Menanggapi Follow-Up


              Pernakah kamu mendengar istilah Career Consultant, Recruitment Firm ataupun Headhunter? Intinya yang dilakukan oleh tiga istilah tersebut sama yaitu sebagai mediator yang mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan yang butuh pekerja. Tidak semua perusahaan memasang iklan lowongan pekerjaan, kadang lowongan hanya diinformasikan kepada recruitment firm. Penamaan Career consultant dan Headhunter sebenarnya hanya istilah keren saja, intinya yang mereka lakukan ialah sales, dengan pencari kerja sebagai produk yang mereka jual ke perusahaan lain (tapi ini bukan human trafficking ya..). Banyak anak freshgraduates yang baru tahu jasa tersebut beranggapan bahwa career consultant/headhunter sama dengan HRD yang mayoritas berlatarbelakang jurusan psikologi seperti hrd di perusahaan pada umumnya. Faktanya berbagai jurusan numplek di jobdesk career consultant karena intinya yang dicari ialah yang bisa ‘jualan’, tidak perduli dari jurusan mana.

                Dua bulan lalu, teman semasa kuliah, Lola, mengirimkan lamarannya ke Recruitment Firm sebagai Career Consultant melalui J*bstreet. Perusahaan tersebut baru 5 bulan berdiri di Jakarta dan ownernya ialah Japanese dengan 6  staff local sebagai Career Consultant. Perusahaan ini terlihat masih baru dibuktikan dengan pilihan gedung kantornya yang mengecewakan
(mohon maaf, istilahnya sama sekali tidak bikin bangga kalo client ada yg datang berkunjung..kalo kata kakak saya ‘Gak senior relesyenship menejer banget’,,haha. Jadi kami punya sepupu yang kerja di bank dan selalu membanggakan jabatan dia yaitu ‘ Senior Relationship Manager’, dan ibunya sering menyebarluaskan jabatan anaknya ini yang paling keren tiap ada acara keluarga (dikira ibunya sodara2 pada gak ngerti kali kalo relesyen menejer di bank itu sama dengan sales// -_-). Jadi sejak saat itu, setiap ada sesuatu yang dianggap keren, wow, dan prestisius, saya dan kaka saya selalu menyebutnya ‘ Eh, senior relesyenship menejer banget tuh’). Kembali ke Lola, jadi si Lola ini datang untuk interview langsung dengan Presdir yaitu si Jepang tadi. Lokasi kantornya sendiri di Prince Building Lantai 3, samping Bank Muamalat depan halte Dukuh Atas. Sebelum bertemu si Jepun, si Lola di interview oleh Ass.Direktur (sebenernya sekretaris si Jepun sih..) setelah itu baru dengan si Jepun. Akhir interview si Jepun bilang kalau hasil interview akan diinfokan 3 hari kemudian oleh asistennya tadi, sebut saja namanya Ms. Mela. Selang 3 hari tidak mendapat kabar, sebagai kandidat yang cerdas dan bijaksana, si Lola mencoba memfollow up Ms. Mela by email namun sama sekali tidak direspon, padahal sebelumnya komunikasi email di antara mereka berdua sebelum interview sangat lancar. Owhhh..apa lacur yg terjadi dengan si Mela..(ngikutin gaya Feni Rose di SIlet RCTI).
                Selang dua bulan kemudian, si Lola ditelepon Career Consultant perusahaan itu untuk interview agar resumenya di-offer ke client mereka. Sebenarnya si Lola ini sudah keburu ‘bete’ namun karena kasihan si mbak yang nelpon sebenarnya tidak tahu apa-apa jadi terpaksa menjawab dengan baik-baik. Tadi malam, si Lola chat saya dengan forward yahoomail yang saya kira artikel majalah tapi ternyata isinya respon doi atas interview invitation Recruitment tsb, dan email ini di cc ke si presdir.

Dear Annisa,

Terima kasih atas interview invitation dan perhatiannya atas resume saya. Namun dengan berat hati saya membatalkan aplikasi saya dengan PT.R sbg media rekrutmen.

Seperti yang saya infokan di telepon kemarin bahwa beberapa bulan lalu Ass.Direktur PT.R pernah mengundang saya untuk interview dengan user (Direktur). Seminggu kemudian saya memfollow up melalui email kepada Ass.Direktur mengenai result interview saya namun sama sekali tidak ditanggapi sampai sekarang. Baru kali ini saya menemukan rekruter yg tidak menanggapi follow up dari kandidat, apalagi kejadian ini saya temukan justru di industri human resources dan pelakunya ialah core business staff nya sendiri. Pada umumnya jika ada kandidat yg berinisiatif memfollow up proses rekrutmen, pihak rekruter akan memberikan jawaban apakah kandidat tsb masih dalam proses atau gugur. (Umumnya kandidat prefer follow up by email karena rekruter lbh fleksibel menanggapi lewat email di sela kesibukannya dibandingkan byphone).


Jika proses rekrutmen untuk internal PT.R saja sedemikian mengecewakan kandidat apalagi rekrutmen untuk eksternal perusahaan kalian (client). Mungkin saya bukan orang yg pertama dan satu-satunya yg pernah dikecewakan oleh PT.R, namun sebagai masukan, bahwa PT.R masih sangat baru sehingga bukan tidak mungkin jika PT.R terus mempertahankan etika seperti itu maka akan banyak job hunter yg lebih prefer menggunakan jasa headhunter dari perusahaan kompetitor yg sudah lama berkiprah.


Saya bukan praktisi HR namun di dalam dunia kerja, industri apapun dengan job desk apapun seharusnya mengerti etika profesionalitas, salah satunya yg utama ialah komunikasi. Dengan kejadian follow up saya yg tidak ditanggapi PT.R kemarin, cukup membuktikan sejauh mana etika profesionalitas yg dimiliki PT.R.

Hrd selalu meminta konfirmasi kehadiran kandidat untuk interview maka wajar jika kandidat juga berhak meminta konfirmasi atas status aplikasi mereka kepada hrd. Proses rekrutmen yg profesional ialah saling menghargai antara rekruter dan kandidat. Kandidat sudah menghargai rekruter dengan interest dengan reputasi perusahaan,menerima telepon utk undangan interview dan meluangkan waktu untuk datang interview di sela kesibukan. Maka rekruter pun mestinya juga menghargai kandidat salah satunya dengan menanggapi follow up, terlebih jika inisiatif follow up dimulai dari kandidat sendiri.


Mungkin utk beberapa hrd urusan komunikasi seperti ini (tidak menanggapi follow up) ialah hal sepele, namun itu menyakitkan bagi semua kandidat. Bagaimana jika hrd yg ada di posisi kandidat? Silahkan jika masih ada hrd yg menganggap ini hal lumrah, namun citra perusahaan belum tentu masih bersih di mata kandidat ditambah lagi berkembangnya teknologi yang dg cepat menyebarluaskan informasi tentang image prusahaan. Maka dari itu sayang sekali jika hrd yg termasuk pemain yg berada di garis depan/front liner perusahaan tidak menanggapi pihak eksternal, salah satunya kandidat.


Maaf, anda sebenarnya tidak terlibat tapi ketimpangan informasi yg saya alami oleh staf PT.R di waktu lalu telah menciptakan sugesti tersendiri bagi saya bahwa image PT.R secara keseluruhan jauh dari kata positif. Mohon maaf pula bila masukan dari saya kurang berkenan namun saya harus mengutarakan demi kebaikan PT.R.


Annisa san, saya doakan anda selalu menemukan kandidat yang lebih baik dan kompeten di kemudian hari. Sukses untuk karir anda.


Regards,
Lola. K


Sent from Yahoo!

Note:
Andai si perusahaan rekrutmen itu tahu dimana si Lola kerja dimana sekarang, pasti itu headhunter kebakaran jenggot nyari nyari contact si Lola..emang bener kata org bijak *ketika satu pintu tertutup, itu artinya 10 pintu lain terbuka*...hadeuh..,lolaa..cepet balik lo!!kangen :(




No comments:

Post a Comment